Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2022

Pembajakan tanah di lahan kentang

Pembajakan tanah merupakan proses pembalikan tanah sebelah dalam yang terangkat ke permukaan lahan dalam bentuk gumpalan-gumpalan besar. Tujuannya untuk membuat tanah yang padat menjadi tanah yang gembur (remah). Kegiatan pembajakan sangat penting untuk memusnahkan hama atau penyakit yang berada dalam tanah, memperbaiki siklus udara dalam tanah, serta mempermudah penguapan gas-gas beracun yang berada dalam tanah. Sistem pembajakan tanah pada lahan datar sedikit berbeda dengan pembajakan lahan berbukit yang lokasinya cukup sulit. Pengolahan tanah pada lahan datar lebih praktis menggunakan traktor singkal atau hewan sapi, sedangkan pada lahan berbukit menggunakan cangkul beberapa kali sampai tanahnya gembur, terutama pada tanah lempung yang agak berat. Pembajakan tanah dapat diulangi sekali bila perlu sampai kedalaman antara 30-40 cm. Untuk memecah bongkahan tanah berukuran besar, lahan dihaluskan dengan garu atau cangkul sambil diratakan. Kondisi tanah yang gembur sangat membantu perkem...

Perencanaan lahan

Kegiatan pengerjaan lahan merupakan faktor penting untuk memperoleh hasil yang baik dalam waktu yang tepat. Perencanaan kegiatan meliputi penentuan arah bedeng (terutama pada lahan berbukit), pembuatan selokan, pemeliharaan tanaman, dan pemupukan. Pada lahan datar, sebaiknya bedeng dibuat memanjang kearah barat-timur agar sinar matahari diperoleh secara optimal. Pada lahan berbukit, arah bedeng tegak lurus dengan kemiringan tanah sehingga merupakan teras-teras yang sekaligus berfungsi untuk mencegah terjadinya erosi. Selokan jangan dibuat terlalu lebar karena lahan menjadi tidak efesien. Namun, selokan yang terlalu kecil akan mengganggu kegiatan pemeliharaan tanaman, seperti penyemprotan pestisida, pemupukan, dan penyiangan. Penggunaan tenaga kerja harus benar-benar diperhitungkan agar tidak memboroskan keuangan. Oleh sebab itu, perlu dibuat jadwal kegiatan budidaya kentang sebagai kontrol, mulai dari persiapan lahan hingga tanaman dipanen. Pengaturan saat tanam juga merupakan aspek pe...

Persiapan lahan kentang

Setiap melakukan mengganti tanaman, lahan harus diolah kembali. Dalam pengolahan tersebut, lahan dibersihkan dari tanaman pengganggu (gulma) dan struktur tanahnya diperbaiki supaya gembur hingga layak ditanami kembali. Bekas tanaman sebelumnya dan tanaman pengganggu yang telah dibersihkan harus segera disingkirkan di tepi lahan agar tidak mengganggu pertumbuhan tanamaan kentang. Lokasi penanaman kentang yang paling baik adalah tanah bekas sawah. Pada tanah bekas sawah, hama atau penyakit berkurang karena sawah selalu berada dalam kondisi anaerob. Sistem pengolahan tanah untuk ditanami kentang pada prinsipnya sama dengan tanah untuk tanaman hortikultura yang lain. Perbedaannya terletak pada dosis pemberian pupuk dan cara pemeliharaan tanaman.

Budidaya kentang

Persiapan lahan Usaha tani yang berhasil ditunjukkan dengan peningkatan jumlah hasil per satuan luas (ton per hektar) dan mutunya. Untuk mencapai hasil yang optimal, tanaman memerlukan berbagai persyaratan teknis bercocok tanam, disamping pemilihan varietas unggul sebagai kunci utamanya. Penggunaan benih ungul tidak akan memberikan hasil baik apabila teknik budidaya yang benar tidak mengimbanginya. Demikian juga sebaliknya. Oleh sebab itu, keduanya harus digunakan bersama-sama agar usahan tani dapat berhasil. Adapun persyaratan teknis bercocok tanam kentang yang harus diperhatikan dengan baik (intensif), meliputi kegiatan-kegiatan berikut ini. 1. Persiapan lahan, meliputi perencanaan, Pembajakan tanah, pembuatan bedeng dan selokan, dan pemupukan dasar. 2. Pembibitan, meliputi menyiapkan bibit dan kebutuhannya. 3. Penanaman, meliputi pengaturan pola tanam, jarak tanam, cara menanam, dan penentuan saat tanam. 4. Pemeliharaan tanaman, meliputi penyulaman, pemupukan, pengairan, penyiangan,...

Penyimpanan Padi

Penyimpanan dilakukan pada tempat yang memenuhi persyaratan tertentu, Seperti kering dan bersih, tidak lembap, dan bebas dari serangan hama dan penyakit gudang. Gabah yang aman simpan selama 6 bulan adalah yang berkadar air maksimum 14 % dan kadar kotoran maksimum 3 %.

Pengeringan padi

Gabah segera dikeringkan setelah dirontokan hingga kadar air 14 % agar aman untuk disimpan. Biasanya biji dipanen pada saat kadar air masih lebih dari 20%, jika penurunan kadar air mendadak secara cepat  bisa menyebabkan biji retak. Oleh karena itu, pengeringan sebaiknya secara perlahan. Pengeringan dapat dilakukan dengan cara dijemur atau dengan mesin pengeringan (drayer). Ketebalan hamparan gabah 5 - 7 cm. Penjerumran dilakukan diatas lantai jemur atau alas tikar. Saat penjemuran dilakukan pembalikan gabah setiap 2 jam sekali untuk mengurangi keretakan gabah.

Pembersihan Gabah

Pembersihan dilakukan dengan cara membuang benda-benda yang tercampur dengan gabah/hasil panen, kotoran / campuran dari gabah harus dibuang karena menyulitkan penyimpanan dan mengurangi mutu. Pembersihan gabah dilakukan dengan cara ditampi atau dengan bantuan blower.

Perontokan padi

Perontokan dilakukan dengan cara dibanting (gebot) atau dengan mesin perontok ( thresher ). Jika perontokan dengan cara dibanting, padi dipanen dengan cara potong bawah. Akan tetapi, jika menggunakan mesin perontok sebaiknya padi dipanen dengan potong tengah atau atas. Untuk mengurangi tercecer saat perontokan, tempat perontokan diberi plastik atau tirai (bantingan bertirai)

Waktu dan cara panen

Padi siap panen sekitar 30-40 hari setelah berbunga merata, jika terlambat dipanen akan mengakibatkan banyak biji yang tercecer atau busuk sehingga mengurangi hasil. Panen dilakukan bila mencapai minimal 80% butir gabah sudah menguning dan tangkai buah sudah merunduk dengan kadar air gabah sekitar 23-25%. Panen dilakukan dengan memotong batang menggunakan sabit, lalu padi ditumpuk disuatu tempat yang kering untuk mencegah kerusakan akibat terendam.

Panen Padi

Salah satu faktor yang sangat penting mendapat perhatian untuk meningkatkan produksi padi adalah penangan panen dan pascapanen karena tingkat kehilangan hasil selama panen dan penanganan pasca panen masih cukup tinggi (15-20%).

Penyakit Padi

 b. Penyakit penting tanaman padi 1) Penyakit bercak daun cokelat ( Helmintosporium oryzae ) Kerusakan : menyerang pelepah, malai, buah yang baru tumbuh, dan bibit yang baru berkecambah. biji berbercak-bercak cokelat tetapi berisi, padi dewasa busuk keriting, biji berkecambah busuk dan berkecambah mati. Pengendalian : (a) merendam benih di air hangat + hayati GLB padat, (b) pemupukan berimbang, dan (c) penggunaan varietas tanaman tahan penyakit ini. 2) Penyakit blas ( Pyricularia oryzae)   Kerusakan: menyerang daun, buku pada malai, dan ujung tanggai malai. Daun, gelang buku, tangkai malai dan cabang di dekat pangkal mali membusuk sehingga butiran padi menjadi hampa. Pengendalian: (a) membakar sisa jerami, menggenangi sawah, menanam varietas unggul sentani, cimandiri, IR 48, IR 36, pemberian pupuk N di saat pertengahan pase fegetatif dan vase pembentukan bulir; (b) pemberian Hayatit padat GLB diawal tanam. 3) Busuk pelepah daun ( Rhizoctonia sp )  Kerusakan: menyerang d...

Pengendalian Hama Penting Tanaman Padi

 a. Hama penting tanaman padi 1) Hama putih (nymphula depunctalis) Kerusakan: Larva memotong daun menjadi potongan pendek dan menggulungnya sehingga membentuk kotao-kotak tubular dan memakan daun dari kotak tersebut. Daun yang terserang berwarna putih. Akibatnya, lama-kelamaan tanaman menjadi gundul. Pengendalian: (a) pengaturan air yang baik, penggunaan bibit sehat, melepaskan musuh alami, menggugurkan tabung daun; (b) kimiawi, larva ini sangat peka terhadap insektisida dan mudah dikendalikan dengan menggunakan BPR atau pestona. 2) Wereng batang cokelat (nilaparpata lugens-stall) Kerusakan: tanaman yang terserang nampak seperti terbakar, wereng ini juga mampu menularkan kerdil rumput dan kerdil hampa . Pengendalian: (a) kultur teknis, pergiliran tanaman, tidak menanam padi lebih dari 2 kali setahun, menggunakan pupuk berimbang; (b) penggunaan varietas tahan wereng; (c) biologis dengan menggunakan predator seperti cyrtorinus lividipennis, licosa pseudoannilata, poederus fuscipes, d...

Pengairan Padi

 Apabila kondisi air berul-betul bisa diatur (beririgasi penuh) maka metode pemberian air pada padi sawah : Tanaman umur 3 HST pemberian air, kondisi tanah macak-macak. Tanaman umur 4 HST-10 HST pemberian air, digenangi setinggi 25 cm. Umur tanaman 11 HST menjelang berbunga pemberian air, air dipetakan dibiarkan mengering sendiri (5-6 hari), setelah mengering petakan diairi setinggi 5 cm dan kemudian dibiarkan lagi mengering sendiri. Umur tanaman fase berbunga 10 HSP pemberian air, diairi terus-menerus setinggi 5 cm. Umur tanaman 10 HSP-panen pemberian air, petakan dikeringkan. (HST: Hari setelah tanam. HSP: Hari sebelum panen). Penggenangan yang terlalu tinggi akan mengurangi pembentukan anakan. Selain perairan, perlu juga dilakukan pemeliharaan tanah dengan pengeringan pada waktu tertentu, tujuannya adalah untuk memperbaiki aerasi tanah.

Penyiangan Padi

Penyiangan rumput-rumput liar seperti jajagoan, sunduk gengsir, teki dan eceng gondok umumnya dilakukan 3 kali, biasanya pada umur 14 HST, 35 HST, dan 55 HST. Penyiangan bisa secara manual dengan mencabut rerumputan yang ada pada pertanaman atau dengan menggunakan herbisida.

Pemeliharaan Tanaman Padi

 a. Pemupukaan Pupuk yang digunakan sebaiknya kombinasi antara pupuk organik dan pupuk buatan. Pupuk organik yang digunakan dapat berupa pupuk kandang atau pupuk hijau dengan dosis 2-5 ton/ha yang diberikan saat pengolahan sifak fisik dan kimia tanah, dan dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia sampai setengahnya. Dosis anjuran adalah 200 kg Urea/ha, 75-100 kg SP-36/ha dan 75-100 kg KCL/ha. Untuk pupuk urea diberikan 2-3 kali, yaitu pada umur 14 HST (hari setelah tanam), 30 HST, dan saat primodial bunga. Sedangkan pupuk SP 36 dan KCL diberikan saat tanam atau pada umur 14 hari. Apabila digunakan pupuk NPK adalah setengah dosis pada umur 14 HST, dan sisanya pada umur 50 HST. Dosis pupuk tersebut di atas adalah anjuran umum, bila sudah ada rekomendasi dosis spesifik lokasi maka dianjurkan untuk mengikutinya.

Penanaman Padi

 Jarak tanam yang dianjurkan adalah 25 cm x 25 cm atau 30 cm x 15 cm atau jarak tanam jejer legowo 40 cm x 20 cm x 12,5 cm. Penanaman sebaiknya dilakukan dalam keadaan lahan tidak tergenang (macak-macak). Bibit yang ditanam sekitar 1-3 batang perlubang. Akan tetapi, pada sawah tadah hujan perlu hati-hati membuang air untuk melakukan penanaman dalam keadaan macak-macak agar terhindar dari kekeringan.

Tanah Padi Sawah

Padi sawah ditanam di tanah berlempung yang berat atau tanah yang memiliki lapiasan keras 30 cm di bawah permukaan tanah. Menghendaki tanah lumpur yang subur dengan ketebalan 18-22 cm Keasaman tanah antara pH 4,0-7,0. Pada padi sawah, Penggenangan akan mengubah pH tanah menjadi netral (7,0). Pada prinsipnya, tanah berkapur dengan pH 8,1-8,2 tidak merusak tanaman padi, tetapi akan mengurangi hasil produksi. Tanah sawah yang mempunyai persentase fraksi pasir dalam jumlah besar kurang baik bagi tanaman padi sebab tekstur ini mudah meloloskan air. Pada tanah sawah dituntut adanya lumpur, terutama untuk tanaman padi yang memerlukan tanah subur, dengan kandungan ketiga fraksi dalam perbandingan tertentu. Sifat tanah sangat berbeda-beda dan hal ini berhubungan dengan keadaan susunan tanah atau struktur tanahnya. Air menyebabkan kondisi tanah tidak baik, contohnya tanah liat. Tidak semua jenis tanah cocok untuk areal persawahan. Hal ini dikarenakan tidak semua jenis tanah dapat dijadikan lahan...

Syarat Tumbuh Padi

 a. Iklim Padi dapat tumbuh dalam iklim yang beragam, tumbuh di daerah tropis dan subtropis pada 45oLU dan 45oLS dengan cuaca panas dan kelembaban tinggi dengan musim hujan 4 bulan. Rata-rata curah hujan yang baik adalah 200 mm/bulan atau 1500-2000mm/tahun. Pada musim kemarau produksi meningkat asalkan irigasi selalu tersedia. dimusim hujan, walaupun air melimpah produksi dapat turun karena penyerbukan kurang intensif. didataran rendah padi memerlukan ketinggian 0-650m dpl dengan temperatur 22 -270oC, sedangkan didataran tinggi 650-1500nm dpl dengan temperatur 19 -23 oC tanaman padi memerlukan penyinaran matahari penuh tanpa naungan. angin juga berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman padi yaitu dalam penyerbukan dan pembuahan tetapi jika terlalu kencang akan merobohkan tanaman. temperatur sangat mmpengaruhi pengisian biji padi. temperatur yang rendah dan kelembapan yang tinggi pada waktu pembungaan akan mengganggu proses pembuahan yang mengakibatkan gabah menjadi hampa. hal ini te...

Peniapan Benih Dan Lahan Pertanian

 a. Penyiapan benih Benih yang akan digunakan disarankan bersertifikat/berlabel biru. Kebutuhan benih tergantung pada sitem dan jarak tanam yang digunakan. Sistem tanam dengan tebar langsung (tabela) memerlukan benih yang lebih banyak, sedangkan sistem tanam pindah rata-rata memerlukan sekitar 20-25 kg/ha. Benih direndam ke dalam air garam (200 gram/liter air), benih yang mengambang dibuang. Benih yang bagus ditiriskan, dicuci lalu direndam dalam air bersih selama 24 jam. Air rendaman diganti setiap 12 jam. Benih kemudian diperam menggunakan karung basah selama 24 jam. Bakal lembaga akan muncul berupa titik putih pada bagian ujungnya. Hal ini menunjukkan benih siap untuk disemai. Selanjutnya penebaran benih dilakukan merata diatas bedengan, dan berikan sedikit sekam sisa penggilingan padi atau jerami di atas benih yang sudah disebar. b. Persiapan lahan Waktu pengolahan lahan sebaiknya dilakukan minimal 4 minggu sebelum penanaman dengan pembajakan, garu dan perelatan tanah. Sebelum ...

Bertanam Padi (Oryza Sativa)

 1. Varietas Unggul Padi Varietas pada tanaman padi mempunyai pengaruh besar terhadap tingkat produktivitas. Di negara-negara subtropis, umumnya dibudidayakan varietas japonica. Ciri yang paling khas dari varietas itu adalah butirannya bulat, batang tidak terlalu panjang, serta berdiri kokoh. Sedangkan di daerah tropis yang iklimnya terpengaruh oleh angin muson, varietas utama yang dibudidayakan  adalah varietas indica yang berbatang tinggi. Disamping berbatang tinggi, varietas itu cenderung memiliki tunas samping ( side shoots ). Varietas padi yang akan digunakan haruslah memiliki ciri-ciri: Dapat beradaptasi dengan iklim dan tipe tanah setempat Cita rasanya disenangi dan memiliki harga yang tinggi di pasaran lokal. Daya hasil tinggi Toleran terhadap hama dan penyakit Tahan rebah Varietas unggul berperan penting dalam meningkatkan hasil, perbaikan, diversifikasi mutu, dan penekanan kehilangan hasil karena gangguan hama, penyakit, maupun cekaman lingkungan. Kondisi agro-ekosi...