Menginisiasi Petani Peneliti Melalui Demplot Swadaya

Oleh : Jumadi, S.P.

Menginisiasi Petani Peneliti Melalui Demplot Swadaya

Pada Hari Sabtu Tanggal  1 April 2023 telah dilaksanakan kegiatan Demonstrasi plot (demplot) swadaya. Demplot adalah salah satu metode penyuluhan yang dipilih oleh penyuluh pertanian agar teknologi yang diinformasikan lebih mudah diterima petani, sehingga petani diharapkan lebih cepat tahu, mau dan mampu melaksanakan kegiatan pertanian dengan contoh yang nyata.


Demplot Swadaya yang dilakukan oleh Kelompok Tani Coba Maju Desa Sidas Kecamatan Sengah Temila adalah penerapan atau aplikasi PGPR Akar yang dikombinasikan dengan pembenah tanah Asam Humat, pupuk organik cair, dan Suplemen buah dari PT. GLB. Demplot dilakukan pada tanaman padi varietas Impari 32, untuk aplikasi pertama sebelum tanam, umur 15 hst dan diulang selang 10 hari sampai tanaman padi memasuki fase bunting.


Percontohan (demonstrasi) PGPR dirasa perlu mengingat anggota kelompok tani masih banyak yang belum mengetahui manfaatnya untuk tanaman. PGPR mampu memacu pertumbuhan tanaman dan fisiologi akar serta mampu mengurangi penyakit atau kerusakan oleh serangga juga sebagai tambahan bagi kompos serta mempercepat proses pengomposan. Jadi selain dapat berfungsi sebagai pemacu pertumbuhan, PGPR juga bermanfaat sebagai pestisida hayati pengendali OPT. Selain PGPR, juga dilakukan pengaplikasian pupuk organik cair  yang merupakan sumber unsur hara N (nitrogen) yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman sebagai pengganti pupuk kimia (urea). Dengan aplikasi dari kombinasi bahan di atas diharapkan mampu mengurangi/menggantikan pemakaian pupuk kimia minimal sebesar 50 persen bahkan lebih dan tanaman lebih sehat sehingga dapat mengurangi pemakaian pestisida kimia juga.


Munculnya inisiatif untuk melaksanakan demplot swadaya dapat merubah cara pandang petani dari yang semula konvensional menjadi petani peneliti yang inovatif. Kelompok coba maju berkomitmen untuk terus meningkatkan produksi dan menerapkan pertanian berkelanjutan di tengah sulitnya mendapatkan pupuk kimia bersubsidi. Keterbatasan ini tidak membuat mereka terbuai dalam keluh berkepanjangan, dan tidak pula menyurutkan semangat untuk terus berinovasi supaya pangan tetap tersedia.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pahami Jenjang Karier Lebih Dalam!

Cara tanam padi

PEDAHULUAN KAJIAN PUPUK HAYATI TERHADAP PADI SAWAH