PEDAHULUAN KAJIAN PUPUK HAYATI TERHADAP PADI SAWAH
PENDAHULUAN
Kebutuhan pupuk untuk padi sawah dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, namun tidak diikuti oleh peningkatan produktivitas, bahkan produktivitas tanah sawah cenderung mengalami penurunan. Penggunaan pupuk anorganik yang semakin meningkat dan berlebihan berarti pengeluaran biaya produksi semakin meningkat pula sehingga mengurangi pendapatan petani serta berdampak buruk pada lingkungan tanah sawah. Pada lahan sawah yang diusahakan secara intensif mengakibatkan kadar bahan organik tanah berkurang, kesuburan biologi dan fisik tanah menurun drastis. Untuk mengantisipasi kejadian tersebut, pemberian bahan organik berupa pupuk organik maupun pupuk hayati sangat diperlukan. Penambahan bahan organik ke dalam tanah sawah akan memperbaiki sifat-sifat fisika, kimia dan biologi tanah melalui perannya sebagai sumber makanan mikroba di dalam tanah dan meningkatkan jenis dan populasi mikroba sehingga aktivitas mikroba dalam tanah terus meningkat (Adiningsih dan Rochyati 1988; Sarief 1989).
Implementasi dari penggunaan pupuk hayati yang mengandung mikroorganisme hidup yang ditambahkan ke dalam tanah dalam bentuk inokulan atau bentuk lain untuk menfasilitasi atau menyediakan hara tertentu bagi tanaman (Simanungkalit 2000). Menurut Saraswati (2000) penggunaan pupuk hayati pada tanaman padi sawah dapat (i) menyediakan sumber hara bagi tanaman, (ii) melindungi akar dari gangguan hama dan penyakit, (iii) meningkatkan jumlah akar, (iv) meningkatkan jumlah anakan produktif (50%), (v) memperpanjang malai (8%), peningkatan jumlah gabah/malai 10-20% dan jumlah gabah isi/malai meningkat 14%, dan (vi) meningkatkan hasil gabah sebesar 20-30%.
Pupuk hayati (biofertilizer) merupakan suatu inokulum mikroba berkemampuan meningkatkan kelarutan hara tanah yang dapat bersifat wide spectrum dan dikemas dalam suatu formula khusus yang bentuknya dapat berupa suspense, bubuk atau butiran. Mikroba yang terdapat di dalam pupuk hayati mampu melarutkan unsur hara, meningkatkan kemampuan tanaman dalam menyerap unsur hara dan stabilitas agregat tanah secara umum meningkat dengan makin banyaknya jumlah mikroba dalam pupuk hayati (Suhartatik dan Sismiyati 2000). PT. Greenlife Bioscience telah menemukan berbagai produk pupuk hayati, diantaranya adalah: Greenway, Hayati padat GLB. Pupuk hayati Greenway merupakan gabungan dari mikroba dekomposer, hormon pemacu pertumbuhan dan hormon pelindung tanaman dari gangguan hama dan penyakit. Pupuk Hayati padat GLB adalah pupuk biofertilizer berbasis bakteri tanah yang bermanfaat dalam melaksanakan proses penambatan P, N dan K, menghasilkan hormone tumbuh IAA yang berfungsi memerangi penyakit akar tanaman. Berdasarkan peranan dan manfaat pupuk hayati di atas maka dilakukan kajian untuk mengetahui respon tanaman padi sawah terhadap aplikasi pupuk hayati di Kalimantan Barat.
Komentar
Posting Komentar